Sejarah Karaeng Loe ri Malewang dan Karaeng Polombangkeng

Sejarah Karaeng Loe ri Malewang, Batang Banowa Malewang dan Karaeng Polombangkeng pernah tercatat dalam sejarah ketika pemerintah hindia belanda menginjakkan kaki di nusantara.

Info-sejarah-celebes
Foto lukisan : Citra Mahardhika Karaeng Se're (keturunan ke-10 Karaeng Loe ri Malewang, dan keturunan ke-8 Marewangang Daeng Bura'ne Karaeng Polombangkeng)

Catatan tersebut dicatat oleh belanda dengan judul "Adatrecht Bundels Selebes" pada tahun 1929, dan berikut ini isi catatan tersebut yang memuat sejarah tentang Karaeng Loe ri Malewang, Batang Banowa Malewang dan Karaeng Polombangkeng :

Dalam perjuangan membangun masa-masa awal  Badjeng, Karaeng Loe ri Malewang di utara telah memberikan beberapa jasa kepada raja Gowa. Apalagi karena dia secara sukarela d. w. z tanpa perjuangan sebelumnya, ia tetap menjadi penguasa Malewang, dan seperti telah kita lihat di atas, juga bertanggung jawab atas administrasi wilayah yang pernah berada di bawah Karaeng Loe ri Badjeng.

Namun, dia tidak diizinkan untuk mempertahankan gelar Karaeng Loe; selanjutnya dia dipanggil hanya “Batang Banowa ri Malewang.”

Dalam perang melawan Parigi dan Sapaja, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Karaeng Loe ri Malewang yang kemudian berubah menjadi Batang Banua ri Malewang membantu Raja Gowa dengan pasukan pembantu, dan bertempur dengan gagah berani sehingga raja Gowa dengan rasa terima kasih menghadiahkannya gaukang Parigi.

Gaoekang/ornamen itu disebut Lasikapa, dan tidak lain adalah sikapa (buah giling liar) dengan bentuk khusus; ini termasuk panji, kemudian juga diberi nama Lasikapa, gaukang yang aslinya telah hilang sejak dijadikan sebagai gaukang utama untuk pemimpin Polongbangkeng atau Karaeng Polombangkeng.

Yang pertama menyandang gelar ini adalah I Keboe Daeng Mandjareki, cicit dari Karaeng Loe ri Malewang yang telah diangkat oleh Raja Gowa sebagai Batang Banua di wilayah yang kecil.

I Keboe Daeng Mandjareki ini adalah Batang Banua dari Malewang ketika dia dikirim ke Jawa bersama Daeng Manompo, putra dan penerus Toemalompo ri Polongbangkeng Daeng Mabella, untuk membantu Kompeni India Timur dengan pasukan pembantu dalam pertempuran melawan melawan orang Jawa.

Daeng Manompo kemudian kembali ke Sulawesi tanpa izin Kompeni. Di sisi lain, I Keboe Daeng Mandjareki dan para pengikutnya dikatakan menonjol dalam pertempuran ini dan dialah yang pertama diangkat sebagai Karaeng atau penguasa Polongbangkeng sebagai hadiah atas prestasinya pada perang ini. 

Pada saat yang sama, Daeng Manompo kehilangan martabat/jabatan sebagai Toemalompo Polongbangkeng yang mana kemudian jabatan ini dihapuskan. Ini terjadi setelah tahun 1667, karena baru pada tahun itulah Polongbangkeng dan daerah lainnya seperti wilayah Karaeng Galesong ditaklukkan oleh pasukan Kompeni bersamaan. 

Perusahaan Hindia Timur maupun Pemerintah Hindia Belanda tidak menikmati kepemilikan/penaklukan atas Polongbangkeng hingga setelah tahun 1816. Berulang kali mereka memberontak melawan otoritas yang sah; seperti  pada tahun 1736, Polongbangkeng berpihak kepada pemberontakan/gerakan Karaeng Bontolangkasa (I Mappasempa Daeng Mamaro) terhadap Kerajaan Gowa dan VOC, kemudian pada tahun 1745, kemudian pada tahun 1828, dan pada tahun 1859, yang disebutkan hanya pemberontakan yang besar-besar.

Sejumlah besar pemimpin/karaeng berturut-turut harus diberhentikan dari jabatannya karena melalaikan tugas, atau karena bandel, atau karena alasan tidak terhormat lainnya karena memberontak.

Karaeng Polongbangkeng terakhir, I Tikolla Daeng Malleo, diasingkan ke Kutaradja pada tahun 1916 karena ikut serta secara rahasia dalam gerakan perampokan/pemberontakan, yang pada tahun sebelumnya telah merusak divisi Makassar dan Sunggoeminasa, demi ketentraman dan ketertiban umum di Pemerintahan Sulawesi. ***

Sumber : Adatrecht Bundels Selebes 1929 | penyunting: Kala'biranta Institute, Syamsu Salewangang, Info Sejarah Celebes.

0 Response to "Sejarah Karaeng Loe ri Malewang dan Karaeng Polombangkeng"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel