Sejarah Lakipadada dan Pusaka Sudanga
Pada suatu masa di dalam sebuah Negeri, tinggallah seorang petani miskin yang bernama LAKIPADADA. Lakipadada pada saat itu hidup dengan hanya mengharapkan hasil kebun nya, Lakipada memiliki Tombak Sakti yang bergelar TAMANNYALAYA yang terkenal keampuhannya dalam membasmi hama babi hutan yang kadang mengganggu wilayah kebun nya.
Suatu waktu ada seorang penduduk negeri yang ingin meminjam Tombak Tamannyalaya milik Lakipada untuk mengejar dan membunuh sekelompok babi hutan yang juga masuk mengganggu kebunnya, maka Lakipadada menyerahkan Tombak Tamannyalaya itu kepada orang tersebut.
Lemparan pusaka Tamannyalaya dari orang itu tepat mengenai Babi Hutan yang masuk di halaman kebunnya, akan tetapi kemudian Babi hutan yang terkena tombak itu melompat masuk kedalam sebuah sumur, sehingga tombak pusaka Tamannyalaya milik Lakipada tersebut ikut masuk kedalam sumur.
Atas kejadian itu Orang tesebut kemudian berlari menuju tempat Lakipadada guna menyampaikan perihal bahwa Tombak Pusaka Tamannyalaya telah jatuh kedalam sumur bersama seekor babi hutan yang terkena tombak. Lakipada pun Kaget mendengar Berita kejadian itu, Lakipada segera menuju lokasi kebun Orang itu untuk melihat sumur tersebut.
Setelah tiba di sumur, lakipada memutuskan untuk turun kedalam sumur itu guna mencari tombak pusaka nya yang hilang. Maka Masuklah Lakipadada kedalam sumur, ia diikatkan dengan rotan yang panjang dengan bantuan orang-orang di kampung itu, Lakipadada masuk kedalam sebuah okong (semacam alas periuk dengan ukuran yang besar) dan diulurkan turun ke dalam sumur.
Akan tetapi sumur itu agaknya lebih dalam daripada yang diduga semula, maka Berganti-ganti lah rotan disambung. Di dalam riwayat diceritakan bahwa bukan saja segala rotan yang terdapat di tanah Negerinya yang habis disambung-sambung, tetapi juga dicari rotan dari Tanah Gowa dan Tanah Buton maka barulah LAKIPADADA dapat sampai ke dasar sumur.
Sesampainya di dasar sumur, maka keluarlah Lakipadada dari dalam okong. Lakipadada memandang sekelilingnya, ia takjub dan heran melihat sekitarannya, ia sadar bahwa ternyata sesungguhnya sekarang dia berada disebuah negeri yang disebut sebagai negeri Paratiwi. Di Saat itu ia pun mulai meneguhkan Hatinya, ia kemudian berjalan dan mencari Tombaknya. Tak sampai di situ, Lakipadada pun dengan penuh keyakinan ia berjalan mencari rumah Raja Paratiwi.
Setelah ia tiba di istana Raja Paratiwi, barulah ia tahu bahwa ternyata babi hutan yang telah terkena tombak Tamannyalaya yang di lemparkan oleh orang kampung itu adalah anak Raja dari Raja Paratiwi. Melalui ilmu yang di miliki Lakipadada, ia pun berhasil mengambil Tombak pusakanya di Negeri Paratiwi, dan ia pun dapat kembali ke Negerinya dengan Selamat.
Kehebatan yang di miliki Lakipadada itu di dengar oleh seorang Pembesar di negerinya, Kemudian Pembesar itu menganugerahkan kepada Lakipadada sebuah Daerah kekuasaan untuk Lakipadada yang bernama Mappang ri Bungaya dan Salori Canrailaya. Lakipadada menolaknya, ia lebih memilih pergi meninggalkan Negerinya untuk lebih memperdalam ilmu nya.
Di ceritakan pula bahwa pada suatu waktu Lakipadada ingin melaksanakan suatu perjalanan agar dapat bertemu dengan Tuhan (Allah SWT) untuk menuntut dua macam ilmu, yaitu : Ilmu tentang hidup abadi dan Ilmu agar awet muda.
Tersebutlah dalam ceritera bahwa Lakipadada berteguh hati untuk pergi mencari Tuhan (Allah), maka ia berjalan kearah Utara, sehingga dalam perjalanannya ia bertemu dengan seorang yang asing. Bertanyalah Lakipadada "Dapatkah anda menunjukkan kepadaku dimana saya bisa bertemu dengan Tuhan Allah?" Orang asing itu kemudian menjawab jawab "Tuan akan menemuinya jika Tuan berjalan ke arah selatan".
Setelah berjalan sangat Jauh ke Selatan, Lakipadada bertemu lagi dengan Orang Asing yang sebelumnya telah ia temui, Bertanyalah Lakipadada “Dapatkah anda menunjukkan kepadaku dimana saya bisa bertemu dengan Tuhan Allah?" Orang Asing itu kemudian menjawab Lagi “Tuan akan menemuinya jika Tuan berjalan ke arah Barat".
Lakipadada tetap teguh mengikuti petunjuk orang asing itu, setibanya di di Barat Lakipadada di buat heran karena ia bertemu lagi dengan orang asing yang sama sebelumnya. Bertanyalah kembali Lakipadada “Saya harus kemana menuju Tuhan (Allah)?” Orang Asing itu menjawab “berjalanlah menuju ke sebelah Timur”
Tanpa putus Asa, Lakipadada bergegas melanjutkan kembali perjalanannya. Setibanya di Timur ia bertemu lagi dengan orang Asing itu, Lakipadada kemudian terdiam lelah. Orang asing itu berkata kepada Lakipadada “Jika ingin bertemu Tuhan (Allah) maka naiklah ke Langit”
Dengan segala kemampuan dan keteguhan yang di miliki oleh Lakipadada, ia kemudian naik ke langit. Sesampainya di atas Langit, Lakipadada bertemu kembali dengan Orang Asing itu seraya berkata “Sekarang tunjukkanlah PadaKu dimanakah saya dapat menemui Tuhan (Allah)?” Orang Asing itu menjawab “Yang Kau cari selama ini tidak lain adalah AKU SENDIRI, apa maksudMu sehingga engkau mencariKU?” Lakipadada kemudian Jatuh berlutut sembari menyampaikan keinginannya untuk mengetahui ilmu yang ia Cari, maka berkatalah yang ia temui “Kau akan mendapatkannya jika kau bertapa serta berpuasa dan tidak boleh berbicara sama sekali selama 40 hari”
Syarat-syarat ini kemudian dipenuhi dan dilakukan oleh Lakipadada hingga ia bergegas kembali menemui Tuhan (Allah), Belum sempat ia berbicara selanjutnya Tuhan (Allah) bertanya kepadanya “Senjata apa yang Kau bawa itu?” Lakipadada menjawab “ini sebuah Keris, Tuhanku..” Kemudian dengan seketika Tuhan (Allah) menukar Keris itu dengan sebuah senjata sejenis Parang (Klewang), dengan hikmatnya kemudian Tuhan (Allah) berkata "Wahai Lakipadada coba perlihatkan kembali kepadaKU Kerismu itu"... Lakipadada kemudian mencabut senjatanya namun ia penuh keheranan karena senjatanya telah berubah menjadi sebuah Parang Klewang, dimana parang Kelewang itu kemudian bernama “SUDANGA”.
Saat itu Tuhan (Allah) kemudian berkata “Oleh karena kamu telah bersungguh-sungguh mencari Aku, maka Kami berikan kepadamu ilmu "Ta'bang Untia (Ilmu Panjang Umur)", dengan syarat bahwa Kamu tidak boleh memakan buah Pisang muda, Mangga muda dan Asam muda.
Diceriterakan selanjutnya bahwa Lakipadada mempunyai seorang Saudara yang bernama KARAENG BAJO yang menjadi Suami dari TUMANURUNG BAINEA, di Gowa KARAENG BAJO dan TUMANURUNGA ini mempunyai seorang Putra bernama Tumassallangga Baraya.
Menurut ceritera juga, Sesudah Karaeng Bajo bersama Tumanurung Bainea dan Lakipadada menghilang naik ke Langit, maka Tumassalangga Baraya kemudian menjadi Raja di Gowa. Beliau ini digantikan oleh putranya yang bergelar Puang Loe Lembang, kemudian digantikan oleh putranya lagi yang bergelar Karampang ri Gowa. selanjutnya dia digantikan oleh putranya yang bernama Tunatangka Lopi, Tunatangka Lopi ini mempunyai 2 orang putra. Kedua orang putranya ini masing-masing di Nobatkan menjadi Raja, yaitu di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Gelar Raja Gowa pada waktu itu adalah "Batara Gowa" dan di Tallo bergelar “Karaeng Loe ri Sero”
Baca Juga :
Demikianlah sampai Akhirnya Pusaka Kelewang SUDANGA di simpan di Gowa, hingga menjadi Pusaka Kalompoang (Kebesaran) Kerajaan Gowa dari masa ke masa.
Foto : Klewang Pusaka SUDANGA milik Kerajaan Gowa |
Suatu waktu ada seorang penduduk negeri yang ingin meminjam Tombak Tamannyalaya milik Lakipada untuk mengejar dan membunuh sekelompok babi hutan yang juga masuk mengganggu kebunnya, maka Lakipadada menyerahkan Tombak Tamannyalaya itu kepada orang tersebut.
Lemparan pusaka Tamannyalaya dari orang itu tepat mengenai Babi Hutan yang masuk di halaman kebunnya, akan tetapi kemudian Babi hutan yang terkena tombak itu melompat masuk kedalam sebuah sumur, sehingga tombak pusaka Tamannyalaya milik Lakipada tersebut ikut masuk kedalam sumur.
Atas kejadian itu Orang tesebut kemudian berlari menuju tempat Lakipadada guna menyampaikan perihal bahwa Tombak Pusaka Tamannyalaya telah jatuh kedalam sumur bersama seekor babi hutan yang terkena tombak. Lakipada pun Kaget mendengar Berita kejadian itu, Lakipada segera menuju lokasi kebun Orang itu untuk melihat sumur tersebut.
Setelah tiba di sumur, lakipada memutuskan untuk turun kedalam sumur itu guna mencari tombak pusaka nya yang hilang. Maka Masuklah Lakipadada kedalam sumur, ia diikatkan dengan rotan yang panjang dengan bantuan orang-orang di kampung itu, Lakipadada masuk kedalam sebuah okong (semacam alas periuk dengan ukuran yang besar) dan diulurkan turun ke dalam sumur.
Akan tetapi sumur itu agaknya lebih dalam daripada yang diduga semula, maka Berganti-ganti lah rotan disambung. Di dalam riwayat diceritakan bahwa bukan saja segala rotan yang terdapat di tanah Negerinya yang habis disambung-sambung, tetapi juga dicari rotan dari Tanah Gowa dan Tanah Buton maka barulah LAKIPADADA dapat sampai ke dasar sumur.
Sesampainya di dasar sumur, maka keluarlah Lakipadada dari dalam okong. Lakipadada memandang sekelilingnya, ia takjub dan heran melihat sekitarannya, ia sadar bahwa ternyata sesungguhnya sekarang dia berada disebuah negeri yang disebut sebagai negeri Paratiwi. Di Saat itu ia pun mulai meneguhkan Hatinya, ia kemudian berjalan dan mencari Tombaknya. Tak sampai di situ, Lakipadada pun dengan penuh keyakinan ia berjalan mencari rumah Raja Paratiwi.
Setelah ia tiba di istana Raja Paratiwi, barulah ia tahu bahwa ternyata babi hutan yang telah terkena tombak Tamannyalaya yang di lemparkan oleh orang kampung itu adalah anak Raja dari Raja Paratiwi. Melalui ilmu yang di miliki Lakipadada, ia pun berhasil mengambil Tombak pusakanya di Negeri Paratiwi, dan ia pun dapat kembali ke Negerinya dengan Selamat.
Kehebatan yang di miliki Lakipadada itu di dengar oleh seorang Pembesar di negerinya, Kemudian Pembesar itu menganugerahkan kepada Lakipadada sebuah Daerah kekuasaan untuk Lakipadada yang bernama Mappang ri Bungaya dan Salori Canrailaya. Lakipadada menolaknya, ia lebih memilih pergi meninggalkan Negerinya untuk lebih memperdalam ilmu nya.
Di ceritakan pula bahwa pada suatu waktu Lakipadada ingin melaksanakan suatu perjalanan agar dapat bertemu dengan Tuhan (Allah SWT) untuk menuntut dua macam ilmu, yaitu : Ilmu tentang hidup abadi dan Ilmu agar awet muda.
Tersebutlah dalam ceritera bahwa Lakipadada berteguh hati untuk pergi mencari Tuhan (Allah), maka ia berjalan kearah Utara, sehingga dalam perjalanannya ia bertemu dengan seorang yang asing. Bertanyalah Lakipadada "Dapatkah anda menunjukkan kepadaku dimana saya bisa bertemu dengan Tuhan Allah?" Orang asing itu kemudian menjawab jawab "Tuan akan menemuinya jika Tuan berjalan ke arah selatan".
Setelah berjalan sangat Jauh ke Selatan, Lakipadada bertemu lagi dengan Orang Asing yang sebelumnya telah ia temui, Bertanyalah Lakipadada “Dapatkah anda menunjukkan kepadaku dimana saya bisa bertemu dengan Tuhan Allah?" Orang Asing itu kemudian menjawab Lagi “Tuan akan menemuinya jika Tuan berjalan ke arah Barat".
Lakipadada tetap teguh mengikuti petunjuk orang asing itu, setibanya di di Barat Lakipadada di buat heran karena ia bertemu lagi dengan orang asing yang sama sebelumnya. Bertanyalah kembali Lakipadada “Saya harus kemana menuju Tuhan (Allah)?” Orang Asing itu menjawab “berjalanlah menuju ke sebelah Timur”
Tanpa putus Asa, Lakipadada bergegas melanjutkan kembali perjalanannya. Setibanya di Timur ia bertemu lagi dengan orang Asing itu, Lakipadada kemudian terdiam lelah. Orang asing itu berkata kepada Lakipadada “Jika ingin bertemu Tuhan (Allah) maka naiklah ke Langit”
Dengan segala kemampuan dan keteguhan yang di miliki oleh Lakipadada, ia kemudian naik ke langit. Sesampainya di atas Langit, Lakipadada bertemu kembali dengan Orang Asing itu seraya berkata “Sekarang tunjukkanlah PadaKu dimanakah saya dapat menemui Tuhan (Allah)?” Orang Asing itu menjawab “Yang Kau cari selama ini tidak lain adalah AKU SENDIRI, apa maksudMu sehingga engkau mencariKU?” Lakipadada kemudian Jatuh berlutut sembari menyampaikan keinginannya untuk mengetahui ilmu yang ia Cari, maka berkatalah yang ia temui “Kau akan mendapatkannya jika kau bertapa serta berpuasa dan tidak boleh berbicara sama sekali selama 40 hari”
Syarat-syarat ini kemudian dipenuhi dan dilakukan oleh Lakipadada hingga ia bergegas kembali menemui Tuhan (Allah), Belum sempat ia berbicara selanjutnya Tuhan (Allah) bertanya kepadanya “Senjata apa yang Kau bawa itu?” Lakipadada menjawab “ini sebuah Keris, Tuhanku..” Kemudian dengan seketika Tuhan (Allah) menukar Keris itu dengan sebuah senjata sejenis Parang (Klewang), dengan hikmatnya kemudian Tuhan (Allah) berkata "Wahai Lakipadada coba perlihatkan kembali kepadaKU Kerismu itu"... Lakipadada kemudian mencabut senjatanya namun ia penuh keheranan karena senjatanya telah berubah menjadi sebuah Parang Klewang, dimana parang Kelewang itu kemudian bernama “SUDANGA”.
Saat itu Tuhan (Allah) kemudian berkata “Oleh karena kamu telah bersungguh-sungguh mencari Aku, maka Kami berikan kepadamu ilmu "Ta'bang Untia (Ilmu Panjang Umur)", dengan syarat bahwa Kamu tidak boleh memakan buah Pisang muda, Mangga muda dan Asam muda.
Diceriterakan selanjutnya bahwa Lakipadada mempunyai seorang Saudara yang bernama KARAENG BAJO yang menjadi Suami dari TUMANURUNG BAINEA, di Gowa KARAENG BAJO dan TUMANURUNGA ini mempunyai seorang Putra bernama Tumassallangga Baraya.
Menurut ceritera juga, Sesudah Karaeng Bajo bersama Tumanurung Bainea dan Lakipadada menghilang naik ke Langit, maka Tumassalangga Baraya kemudian menjadi Raja di Gowa. Beliau ini digantikan oleh putranya yang bergelar Puang Loe Lembang, kemudian digantikan oleh putranya lagi yang bergelar Karampang ri Gowa. selanjutnya dia digantikan oleh putranya yang bernama Tunatangka Lopi, Tunatangka Lopi ini mempunyai 2 orang putra. Kedua orang putranya ini masing-masing di Nobatkan menjadi Raja, yaitu di Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo. Gelar Raja Gowa pada waktu itu adalah "Batara Gowa" dan di Tallo bergelar “Karaeng Loe ri Sero”
Baca Juga :
- Sejarah Kerajaan Bajeng hingga di Taklukkan oleh Gowa
- Atau lihat semua Artikel di Daftar Isi
Demikianlah sampai Akhirnya Pusaka Kelewang SUDANGA di simpan di Gowa, hingga menjadi Pusaka Kalompoang (Kebesaran) Kerajaan Gowa dari masa ke masa.
0 Response to "Sejarah Lakipadada dan Pusaka Sudanga"
Post a Comment