Sejarah Kerajaan Bajeng hingga di Taklukkan oleh Gowa

Sejarah Kerajaan Bajeng berasal dari kata Bajung, Kerajaan Bajeng awal mula berdiri di Gantarang (Bantaeng) lalu ke Binamu (Jeneponto), kemudian berpindah ke Salaka (Takalar), dan terakhir berdiam di sebuah kampung yang bernama Limbung (Gowa). hingga pada akhirnya Bajeng runtuh di kalahkan oleh Kerajaan Gowa.

info sejarah celebes
Foto : Perayaan di Istana Kerajaan Bajeng (Limbung)

Diceriterakan bahwa pada zaman yang silam di Negeri Bantaeng berdiam seorang lelaki yang bernama I Baso Daeng Pabeta dengan istrinya yang bernama I Basse Daeng Manurung, Keduanya ini berasal dari Negeri Madinah.

I Baso Daeng Pabeta bersama Istrinya lama berdiam di Bantaeng, hingga membuat sebuah kerajaan di suatu daerah di Bantaeng yang dimana daerah itu bernama Gantarang. Dalam rentang waktu yang cukup lama di gantarang bantaeng, I Baso Daeng Pabeta bersama Istrinya berniat untuk mencari daerah baru, maka mereka mempersiapkan perjalanan  hingga mereka pun kemudian berangkat menuju ke  sebuah Kampung yang bernama Binamu (Jeneponto).

Setibanya di Binamu dan menceritakan asal usul nya, Masyarakat setempat pun kemudian sepakat untuk mengangkat nya menjadi Raja di Binamu. Penobatan I Baso Daeng Pabeta untuk menjadi Raja di Binamu itu terjadi karena dipelopori juga oleh Delapan Gallarrang, yaitu: Gallarrang Bajeng, Mata Allo, Moncongkomba, Lantang, Mariolo, Pangkajene, Balobborang dan Gallarrang Je’ne Maeja. Ke Delapan Gallarang ini menyatukan diri mengangkat seorang Raja yang akan memerintah mereka dan batas-batas dari Delapan Gallarrang ini juga menjadi batas dari kekuasaan Raja I Baso Daeng Pabeta.

Masa keemasan kerajaan milik I Baso Daeng Pabeta berlangsung cukup lama di Binamu, hingga kemudian I Baso Daeng Pabeta memutuskan untuk memindahkan Istana nya menuju ke sebuah daerah yang bernama Salaka (Takalar). di Salaka ia di beri Gelar sebagai Karaeng Loe, dan I Baso Daeng Pabeta menamakan Kerajaan nya menjadi Kerajaan Bajung. Waktu silih berganti dan kata Bajung pun berubah menjadi Bajeng.

info sejarah celebes
Foto : Lilitan Rambut Raja Bajeng I Baso Daeng Pabeta

Tidak berapa lama di Salaka, I Baso Daeng Pabeta Raja Bajeng kemudian berpindah lagi ke negeri yang terakhir yaitu di sebuah kampung yang bernama Limbung. Disinilah I Baso Daeng Pabeta Raja Bajeng menghimpun segala kekuatan perekonomian dan armada perang nya guna menyaingi sebuah Kerajaan yang berada tidak jauh dari daerahnya yaitu Kerajaan Gowa.

Awalnya kerajaan gowa menawarkan kerjasama dan kesepakatan perjanjian, namun Kerajaan Bajeng selalu menolak segala usul perjanjian antara Gowa dan Bajeng. Akhirnya hubungan kedua kerajaan ini semakin meruncing hingga tidak menemui kesepakatan, Bajeng tidak mau tunduk kepada Gowa, terlebih pula sebaliknya Gowa pun tidak menghendaki kerajaan lain selainnya.

Suatu waktu di Bajeng di adakan sebuah Perayaan yang berlangsung selama tujuh hari tujuh malam, pada saat inilah Raja Gowa Karaeng Tumapa'risi' Kallonna Mulai memaklumatkan perang kepada Raja Bajeng yang disusul dengan serangan ke Bajeng. Sepuluh tahun lamanya kedua Raja tersebut berperang terus menerus dan kekalahan selalu berada di pihak Karaeng Tumapa'risi' Kallonna selaku Sombaya ri Gowa.

Suatu waktu sesudah peperangan yang berlangsung selama sepuluh tahun lamanya hingga tak berkesudahan, maka Raja Gowa mengirim sebuah angkatan perang yang dipimpin oleh seorang yang bernama Kare Ko'lo ri Sero untuk menyerang Negeri Bajeng. Angkatan Perang Kerajaan Gowa yang di Pimpin oleh Kare Ko’lo ri Sero ini akhirnya bertemu dengan angkatan perang Kerajaan Bajeng yang hebat pula yang dipimpin oleh dua orang yang bernama I Tanrasang Bodo-bodo dan I Bangkasi Ca'di-Ca'di.

Angkatan Perang Kare Ko'lo ri Sero dapat dikejar oleh kedua pimpinan Angkatan Perang Tu Bajeng itu sampai ke kampung Pekang La'bu (Pallangga), Di tempat ini Kare Ko’lo ri Sero tersebut di kepung dan hampir terlempar ke dalam sebuah jurang yang dalam, tetapi Kare Ko'lo ri Sero dengan sigap dapat menyelamatkan dirinya.

Dengan segala upaya yang di lakukan kerajaan Gowa untuk menyerang Bajeng, maka pada suatu waktu Karaeng Tumapa’risi Kallonna memanggil Karaeng Galesong untuk menghadap ke Sombaya. Rencana sombaya tersebut karena di dasari atas hubungan Karaeng Galesong dan Kerajaan Bajeng yang sangat erat dan juga hubungannya kepada kerajaan gowa juga sangat baik, maka Sombaya berniat untuk menjadikan Karaeng Galesong sebagai alat untuk menjatuhkan kerajaan Bajeng.

Setibanya di Istana Kerajaan Gowa, Sombaya karaeng Tumapa’risi Kallonna menyampaikan kepada Karaeng Galesong perihal kerjasama untuk menyerang Bajeng, maka saat itu Karaeng Galesong menceritakan hal sebenarnya tentang kekuatan yang ada di Kerajaan Bajeng.

Karaeng Galesong menyampaikan kepada Raja Gowa bahwasanya Raja Bajeng memiliki pusaka yang bernama I Bukle, dan Bajeng dapat di kalahkan jika senjata Pusaka I Bukle tersebut dapat di rebut. Maka saat itu di utuslah Karaeng Galesong oleh Sombaya untuk merebut I Bukle senjata Pusaka Kerajaan Bajeng, dengan taktik dan tipu muslihat yang telah di rencanakan yaitu dengan membakar segala kotoran di daerah Bonto Kaddopepe ketika matahari terbenam untuk memancing Raja Bajeng.

Diceriterakan, pada suatu hari Karaeng Galesong diundang untuk menghadiri suatu perayaan di Negeri Bajeng. Ketika orang-orang di Bajeng sementara bergembira ria dalam pesta dimana juga Karaeng Galesong hadir didalamnya tiba-tiba disebelah arah Galesong kelihatan sangat merah memenuhi angkasa. Seolah-olah terkejut, Karaeng Galesong bangkit berteriak mengatakan, Raja Gowa mengetahui bahwa saya ada disini, lalu dia membakar Galesong sampai menjadi debu. Karaeng Bajeng terpengaruh dengan ucapan Karaeng Galesong, maka Raja Bajeng langsung menawarkan bantuan dengan menyiapkan sebuah angkatan perang.

Saat itu Karaeng Galesong kemudian menolak bantuan Raja Bajeng, Ia mengatakan tidak perlu menggunakan angkatan perang kerajaan bajeng, Ia hanya perlu meminjam senjata I Bukle untuk menghadapi seorang diri pasukan Kerajaan Gowa yang telah membakar Galesong. Mendengar perkataan karaeng galesong itu, Istri Raja Bajeng kemudian menasehati suaminya Raja Bajeng bahwa senjata I Bukle jangan di serahkan begitu saja. akan tetapi Raja Bajeng tidak menghiraukan nasehat istrinya karena ia lebih prihatin tentang masalah yang di hadapi Karaeng Galesong, maka Raja Bajeng kemudian menyerahkan senjata pusaka I Bukle kepada Karaeng Galesong tanpa memikirkan akibatnya.

Setelah Karaeng Galesong menerima dan telah memegang Senjata Pusaka I Bukle, Karaeng Galesong pun bergegas pergi memacu kudanya menuju daerah Bonto Kaddopepe. Ternyata karaeng galesong telah di tunggu oleh Sombaya di Bonto Kaddopepe, Karaeng Galesong pun segera menyerahkan senjata pusaka I Bukle ke tangan Sombaya. Maka sombaya kemudian memerintahkan Pasukan Kerajaan Gowa untuk menyerang dan membumi hanguskan kerajaan Bajeng pada malam itu juga.

Peperangan berlangsung sengit dari malam hingga pagi hari antara kerajaan Bajeng dan Kerajaan Gowa, dan kemenangan pada akhirnya berada di pihak kerajaan gowa karena senjata pusaka sakti bajeng yang bernama I Bukle sudah tidak berada lagi di Bajeng. Sejak peristiwa kekalahan kerajaan bajeng itu, Karaeng Galesong pun di anugerahi oleh Sombaya ri Gowa hutan-hutan di Pare’-Pare’, Bontokaddopepe, Kampung Tanru Tangke Jonga dan Kampung Cappana Borong Karamasa.

Di bawah pemerintahan Gowa, Negeri Tu Bajeng kemudian di bagi menjadi 4 Gallarrang, yakni:
1. Gallarrang Bajeng
2. Gallarrang Mata Allo
3. Gallarrang Pammase
4. Gallarrang Ballo

Baca Juga :

Saat itu Para Gallarrang ini kemudian silih berganti turun temurun Akkusiang (menghamba) menghadap kepada Raja Gowa untuk menyerahkan Upeti dan segala Urusan pemerintahan. Maka hingga saat ini Bajeng pun melebur menjadi satu dengan Gowa sebagai sebuah Kecamatan di Kabupaten Gowa yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

4 Responses to "Sejarah Kerajaan Bajeng hingga di Taklukkan oleh Gowa"

  1. Sayangnya kisah awal mula berdirinya kerajaan Badjeng ini tidak sinkron dengan kisah kerajaan di Bantaeng yang dikatakan berasal dari sana. Versi lontara GOwa Tallo dikatakan bahwa Pemimpin Badjeng pertama Karaeng Loe ri Badjeng bersaudara dgn Karaeng Loe ri Bira. Sedangkan catatan Belanda mengatakan bahwa Badjeng sejak awal berdiri di wilayah Badjeng (yg kini Takalar) dari federasi 4 komunitas adat yaitu Malewang, Lassang, Pangkalang dan Badjeng sendiri. Tidak masalah ada beberapa versi sbg pembanding hingga menemukan alur dari yang logis dari sejarah Badjeng itu sendiri.

    ReplyDelete
  2. Replies
    1. Sejarah yg sebenarnya bgm? Tlg dijlskan utk dijadikan sbgai bhn pengetahuan. Tks

      Delete
  3. Mengupas Sejarah Bajeng jangan lupa menyebut Batang Banoa Bajeng dan sejarahnya, orang tua saya adalah pewaris Batang Banoa Bajeng semula yang akhirnya dioecah jadi 4 saat kerajaan Gowa dikembalikan oleh Belanda pada tahun 1935 setelah vacum selama 30 tahunan. Bajeng Raya Yang luas awalnya satu penguasa menjadi dua yaitu Karaeng Polong Bangkeng dàn Batang Banoa Bajeng. Setelah Gowa runtuh th 1905 Balla Lompoa ri Limbung baru muncul kembali. Pecahnya Bajeng jadi dua tidak terlepas dari kekisruhan kekuasaan yang pernah terjadi antara Gowa dan Tallo, yang justru membawa keduanya menjadi satu.

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel