Struktur Lengkap Pemerintahan Kerajaan Gowa Dimasa Lampau
Kerajaan Gowa adalah Kerajaan Terbesar yang ada di wilayah timur Indonesia, kerajaan ini mampu mempengaruhi sejarah dan sistem pemerintahan beberapa wilayah di Indonesia dan juga bagi negara-negara di dunia dengan ekspansi yang telah di lakukan oleh tokoh-tokoh dan para pelaut yang berasal dari Gowa yang keluar berpetualang ke wilayah atau negara lain.
Ilustrasi, Panji kerajaan gowa di museum Balla lompoa |
Dulunya kerajaan Gowa adalah sebuah Negara, yang tumbuh berkembang sebagai bagian dari center point peradaban dan perdagangan bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Sehingga kemajuan sistem pemerintahan kerajaan gowa dimasa lampau mampu menjadikan tolak ukur sebagai sebuah Negara yang besar di jamannya.
Sebagai kerajaan yang kuat di jamannya, tentunya Kerajaan Gowa memiliki susunan pemerintahan yang ter-struktur sebagai dasar dari jalannya sebuah pemerintahan, dan Berikut ini adalah struktur pemerintahan kerajaan gowa dimasa lampau :
Sombaya (Raja Gowa)
Struktur yang pertama adalah Sombaya, Raja di Gowa bergelar “Sombaya” yang artinya “orang yang di sembah”. hal ini memperlihatkan bahwa sosok seorang Raja di Gowa adalah sosok yang sangat sakral, sehingga semua rakyat dan element pemerintahan di kerajaan gowa memaklumatkan dirinya untuk menyembah Raja di Gowa sebagai bentuk penyerahan dirinya atas segala keputusan dan kebijakan Raja dalam mengatur seluruh Negeri.
Gelar Sombaya pertama kali di ucapkan oleh seluruh rakyat Gowa sejak kemunculan Raja Gowa Pertama yang bernama “Tumanurung Bainea” yang artinya Seorang Perempuan yang turun dari langit. Saat itu seluruh Rakyat menyatakan Ikrarnya di hadapan Tumanurung untuk menyembah Tumanurung sebagai Raja di Gowa.
Pabbicara Butta
Susunan selanjutnya adalah Pabbicara Butta, ia adalah orang kedua setelah Raja Gowa. Ia bertugas sebagai Mangkubumi Kerajaan atau perdana menteri dan Mahapatih Kerajaan.
Dijaman dulu Pabbicara Butta di pilih dari Tallo, yaitu sebuah kerajaan kembar Gowa-Tallo yang merupakan satu kesatuan dengan kerajaan Gowa. Sehingga siapapun yang menjadi Raja di Tallo maka Otomatis ia pula menjadi Mangkubumi di kerajaan Gowa.
Pabbicara Butta artinya “yang berbicara mengenai tanah”, ia bertugas sebagai juru bicara kerajaan dan menyampaikan segala hal atas nama Raja Gowa dan atau atas nama perwalian Sombaya (Raja Gowa).
Tumailalang Towa
Tumailalang artinya “Orang Dalam” dan Towa artinya “Yang Tertua”. Tumailalang Towa adalah seorang pembesar kerajaan yang juga adalah keluarga dekat Raja (Sombaya), Semua yang ia kerjakan berdasarkan dari titah raja dan tidak sekali kali bertindak tanpa sepengetahuan dan perintah Raja (Sombaya).
Tugas utama Tumailalang Towa adalah meneruskan perintah Raja kepada Bate Salapang, Bate Anak Karaeng, dan Dewan Adat Kerajaan lainnya yang ada di Gowa. ia juga mengawasi dan memastikan bahwa perintah Raja tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh semua Dewan Adat Kerajaan.
Sebagai ketua dewan adat tinggi kerajaan, Tumailalang Towa juga bertugas mendengarkan aspirasi rakyat yang disampaikan melalui dewan adat kerajaan dan meneruskan aspirasi tersebut kepada Raja.
Tumailalang Lolo
Tumailalang Lolo artinya Orang dalam yang lebih Muda, tugas utamanya adalah senantiasa berada di dekat yang mulia Raja dan mengurus segala hal yang berhubungan dengan kawasan dalam Istana.
Ia juga kadang menyampaikan Titah Raja kepada Tumailalang Towa, dan juga ia sebagai Penasehat di dalam semua musyawarah kerajaan.
Bate Anak Karaeng
Bate Anak Karaeng artinya Bendera/Panji Anak Raja, Jabatan ini hanya bisa diduduki oleh Anak-anak Raja. jabatan ini di berikan langsung oleh Raja gowa kepada anaknya atas tanah yang dulunya merupakan sebuah negeri yang berdaulat (berdiri sendiri) hingga kemudian di taklukkan dan diambil alih oleh Raja sebagai bagian dari wilayah kerajaan gowa.
Dahulu ada banyak Bate Anak Karaeng yang masuk dalam wilayah kerajaan Gowa dan mereka diantaranya adalah Karaeng Bontonompo, Karaeng Sanrobone, Karaeng Popo, Karaeng Lengkese dan masih banyak lagi. Para Bate Anak Karaeng ini berkuasa penuh atas Negeri yang menjadi wilayah pemerintahannya.
Anrong Guru Lompona Tukkajannangngang
Susunan selanjutnya adalah Anrong guru lompona tukkajannangnganga, ia adalah Panglima tertinggi angkatan perang kerajaan gowa.
Ia bertugas menjalankan perintah Raja dalam hal keamanan Negeri, menumpas pemberontakan di dalam negeri, dan sebagai pemimpin dalam melakukan ekspansi militer kerajaan. Ia juga mendapat tambahan tugas untuk menjaga keselamatan Pribadi Raja (Sombaya) dari segala gangguan.
Anrong Guru Lompona Tu Kajannangnganga sebagai panglima tertinggi juga memiliki seorang wakil angkatan perang yang sewaktu waktu dapat mewakilinya jika sang Panglima berhalangan, dan wakil nya itu bergelar Lo’mo’ Tukkajannangngang.
Paccallaya
Paccallaya adalah seorang yang memberikan keputusan atas suatu perkara, artinya ia berfungsi sebagai hakim atas segala kejadian yang mengarah pada tatanan Hukum Kerajaan.
Paccallaya juga bertugas untuk menjaga perdamaian didalam negeri, ia juga selaku pemantau dan pengawas dari kinerja Bate Salapang dalam menjalankan titah Raja.
Bate Salapang
Bate Salapang artinya Bendera/panji dari sembilan wilayah, yaitu sembilan wilayah di kerajaan gowa yang masuk sebagai dewan adat kerajaan gowa.
Sebelumnya dewan adat Bate Salapang terkadang mengalami perubahan yang disebabkan oleh kondisi stabilitas kerajaan gowa saat itu, namun ketika tahun 1900 Bate Salapang ditetapkan menjadi : Gallarang Saumata, Gallarang Tombolo, Gallarang Mangasa, Gallarang Paccellekang, Gallarang Sudiang, Gallarang Bontomanai, Karaeng Manuju, Karaeng Borisallo, dan Karaeng Pattallassang.
Bate Salapang bertugas sebagai kepala/pemimpin atas wilayah-wilayah mereka dan menyampaikan aspirasi rakyat kepada Karaeng Tumailalang Towa, Bate Salapang juga melaksanakan perintah Raja (Sombaya) dalam mengatur pemerintahan di wilayah nya sesuai dengan petunjuk Sombaya.
Anrong Guru Lompona Tu Bontoalaka
Selanjutnya adapula jabatan tinggi kerajaan yang bernama Anrong guru lompona tu Bontoalaka, atau sering disebut sebagai Karaeng Bontoala. Awalnya ia adalah seorang Kepala wilayah di Bontoala (dekat kota makassar) yang juga adalah keluarga dekat dari Raja gowa.
Ia juga memiliki peran penting dalam kemiliteran untuk menjaga stabilitas keamanan dari segala kemungkinan gangguan yang akan terjadi di dalam wilayah kerajaan dengan mengerahkan orang-orang Bontoala sebagai pasukannya.
Daengta Kalia
Daengta Kalia merupakan seorang Kadhi (Ulama) Kerajaan Gowa, ia bertugas untuk menyampaikan aturan syariat-syariat Agama Islam kepada rakyat.
Daengta Kalia pertama kali di bentuk semenjak Agama Islam masuk di dalam wilayah kerajaan gowa, tidak jarang pula Daengta Kalia sebagai imam shalat di dalam lingkungan istana kerajaan, dan juga sewaktu-waktu dapat memberi nasehat kepada Raja maupun kepada pejabat-pejabat pembesar Kerajaan.
Sabannara’
Sabannara’ artinya adalah Syahbandar Kerajaan. Kerajaan Gowa sebagai Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia Timur tentunya memiliki petugas khusus dalam mengatur proses keluar masuknya kapal-kapal dagang dan proses Bea/pajak atas barang-barang yang di bawa oleh kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan makassar.
Umumnya Sabannara’ adalah keluarga dekat Raja, yang di beri tugas untuk memantau keuangan negara dan harta Raja khususnya yang bersumber dari bidang keMaritiman.
Anrong Guru
Anrong Guru adalah seorang Panutan dan Pemimpin secara turun temurun pada suatu wilayah, umumnya adalah bangsawan dan masih ada hubungan keluarga dengan Raja gowa. meskipun tidak masuk dalam keanggotaan Bate Salapang namun peran Anrong guru sangat penting bagi pemerintahan kerajaan gowa dalam menjaga stabilitas Negeri.
Anrong Guru bertugas untuk mengatur wilayah pemerintahannya sendiri, mendengarkan aspirasi rakyatnya serta meneruskan aspirasi tersebut kepada Tumailalang Towa atau langsung kepada Sombaya.
Anrong Guru juga menjalankan roda pemerintahan di wilayahnya berdasarkan Titah Raja yang di sampaikan oleh Pabbicara Butta maupun Tumailalang Towa. Di dalam pemerintahannya Anrong Guru memiliki pembantu dalam melaksanakan seluruh titah Raja, dan para pembantu Anrong Guru itu diberi gelar sebagai “Jannang” dan “Suro”.
Gelar Jannang dan Suro pertama kali di cetuskan oleh I Poli Daeng Manyarrang Anrong Guru Bontonompo ke-2 sekitar tahun 1870, sehingga hal ini kemudian menjadi sumbangsih bagi Kerajaan Gowa dalam menambah wawasan ilmu pemerintahan guna menjangkau seluruh rakyat hingga ke pelosok negeri Kerajaan Gowa.
Jannang
Jannang adalah seorang kepala kampung, saat ini setingkat dengan kepala desa. Ia hanya menjalankan perintah dari Anrong Guru yang mengatur mereka.
Seorang Jannang mengatur wilayahnya sesuai perintah Anrong Guru dan menyampaikan semua aspirasi masyarakat kepada Anrong Guru.
Suro
Suro adalah seorang koordinator yang mengumpulkan masyarakat dengan cakupan yang lebih kecil, saat ini setingkat dengan kepala lingkungan atau dusun.
Seorang Suro mengatur dan mengkoordinir warga di lingkungannya berdasarkan perintah dari Jannang atau perintah langsung dari Anrong Guru.
Baca Juga :
- Silsilah Keturunan Bate Salapang di Kerajaan Gowa
- Atau lihat semua Artikel di Daftar Isi
Demikianlah struktur lengkap dari susunan pemerintahan Kerajaan Gowa di masa lampau, semoga info sejarah ini dapat berguna bagi generasi selanjutnya dalam melestarikan adat dan budaya khusus nya di Kabupaten Gowa.
0 Response to "Struktur Lengkap Pemerintahan Kerajaan Gowa Dimasa Lampau"
Post a Comment