Upacara Adat Gaukang di Bajeng Berlangsung dengan Khidmat

Bajeng kembali melaksanakan Upacara Adat Gaukang yang setiap tahunnya di peringati pada tanggal 14 Agustus, acara yang di laksanakan di pelataran Balla Lompoa di Bajeng pada hari Jumat tanggal 14 Agustus 2020 ini berlangsung dengan Khidmat.

info sejarah celebes

Acara adat gaukang di bajeng pada hari Jumat tanggal 14 Agustus 2020 merupakan sebuah ritual pengibaran bendera Pusaka kerajaan bajeng yang bernama “Jole-Jolea” yang di kibarkan bersama dengan Bendera Merah Putih bendera kebangsaan Republik Indonesia untuk memperingati hari kemerdekaan RI tahun ini yang ke-75.

Bendera Jole-Jolea adalah bendera kerajaan bajeng dengan warna dasar merah dan memilki corak yang berwarna putih, dan bendera ini di kibarkan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia setiap tahunnya. Memang untuk masalah tanggal kemerdekaan republik Indonesia jatuh pada setiap tanggal 17 Agustus, namun upacara adat Gaukang Jole-jolea memilki sejarah tersendiri dalam memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia khususnya di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa.

Pengibaran bendera Jole-jolea atau Gaukanga ri Bajeng di ceritakan dalam sejarah oleh para pemangku adat kerajaan bajeng secara turun temurun, dan hal inilah yang membudaya hingga saat ini dan menjadi daya tarik tersendiri untuk ritual Gaukang Jole Jolea dalam memperingati hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Di kisahkan bahwa Sejarah Gaukanga ri Bajeng atau pengibaran Bendera Jole Jolea berawal dari kejadian bersejarah di masa silam yaitu pada tanggal 10 Agustus 1945, saat itu seorang perwira tentara Jepang yang bernama Fukushima datang berkunjung ke Balla Lompoa (Rumah Adat) di Bajeng.

Maksud kedatangan dari Perwira tentara jepang ke Balla Lompoa di Bajeng ini yaitu ingin melihat benda pusaka milik Kerajaan bajeng yang di simpan di Balla Lompoa, Namun saat itu pihak Balla Lompoa di Bajeng mengatakan kepada Fukushima bahwa Pusaka di Bajeng hanya bisa di buka dengan syarat harus di saksikan oleh Batang Banoa Appaka yaitu 4 kepala kampung yang meliputi Batang Banoa Limbung, Batang Banoa Mata Allo, Batang Banoa Ballo dan Batang Banoa Pammase.

Fukushima Perwira Jepang itu kemudian mengatakan yang sebenarnya atas niatnya kepada para anggota istana Balla Lompoa di Bajeng, ia menginginkan agar pihak istana balla lompoa di bajeng mengadakan upacara untuk memberi semangat kepada rakyat di bajeng melalui pusaka yang di simpan di Balla Lompoa itu, karena Fukushima menjelaskan bahwa tentara Jepang telah mengalami kekalahan dari Tentara sekutu setelah Hiroshima dan Nagasaki di hujani Bom.

Setelah Pihak Balla Lompoa di Bajeng mendengar semua maksud dari pembicaraan Fukushima, maka mereka semua kemudian sepakat untuk melaksanakan Upacara Adat Gaukang pengibaran bendera Jole-jolea dan pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 14 Agustus 1945, sebagai bentuk kesiapan rakyat bajeng agar bersemangat kembali untuk menghadapi tentara sekutu setelah kepergian Tentara Jepang.

Baca Juga :

Maka ritual pengibaran bendera jole-jolea sekaligus memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang di laksanakan saat itu di tanggal 14 Agustus 1945 hingga sampai saat ini tetap di lestarikan dan di rayakan dalam bentuk Upacara Adat Gaukang ri Bajeng di Istana balla Lompoa di Bajeng setiap tahunnya.

0 Response to "Upacara Adat Gaukang di Bajeng Berlangsung dengan Khidmat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel